Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan besar yang berkuasa di Jawa Timur pada abad ke-13, tepatnya dari tahun 1222 hingga 1292 M. Kerajaan ini terkenal sebagai salah satu pusat kekuatan politik, ekonomi, dan budaya yang memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah Indonesia. Singasari dikenal karena keberhasilannya dalam menyatukan dan mempersatukan wilayah di sekitar pulau Jawa, serta karena prestasi-perstasi penting dalam bidang seni dan arsitektur.
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok, seorang tokoh yang terkenal dalam sejarah Jawa. Ken Arok awalnya adalah seorang petani yang berhasil merebut kekuasaan dari Kerajaan Kadiri. Setelah menaklukkan Kadiri pada tahun 1222, Ken Arok memproklamirkan diri sebagai raja dan mendirikan Kerajaan Singasari. Ia juga dikenal sebagai pendiri dinasti Rajasa, yang menjadi garis keturunan raja-raja Singasari.
Beberapa raja terkenal yang memerintah Kerajaan Singasari antara lain:
Ken Arok (1222-1247 M): Sebagai pendiri Kerajaan Singasari, Ken Arok mengubah jalur sejarah Jawa Timur dengan mengalahkan Kadiri. Ia dikenal sebagai raja yang ambisius dan berani.
Anusapati (1248-1258 M): Putra Ken Arok, Anusapati melanjutkan pemerintahan ayahnya dan memperkuat kedudukan Singasari. Di masa pemerintahannya, Singasari mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang.
Kertanegara (1258-1292 M): Kertanegara adalah raja terakhir dari Kerajaan Singasari yang paling terkenal. Ia dikenal karena kebijaksanaannya dan ambisi untuk memperluas kekuasaan Singasari ke seluruh wilayah Nusantara. Kertanegara juga melakukan hubungan diplomatik dengan berbagai kerajaan di Asia Tenggara dan memimpin ekspedisi besar untuk menaklukkan wilayah di luar Jawa, termasuk Sumatra.
Ekonomi Kerajaan Singasari didasarkan pada pertanian, perdagangan, dan industri kerajinan. Wilayah Singasari yang subur mendukung pertanian yang melimpah, dan hasil pertanian menjadi komoditas penting dalam perdagangan. Singasari terletak di jalur perdagangan yang strategis, sehingga memungkinkan interaksi dengan berbagai kerajaan di luar Jawa, termasuk hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di India dan Tiongkok.
Kerajaan Singasari dikenal karena kontribusinya dalam bidang seni dan budaya, terutama dalam arsitektur dan sastra. Beberapa peninggalan penting yang berasal dari masa Singasari meliputi:
Candi Singasari: Salah satu candi terkenal yang dibangun sebagai tempat pemujaan, dipersembahkan untuk Dewi Durga. Candi ini merupakan contoh arsitektur Hindu yang megah.
Prasasti: Kerajaan Singasari meninggalkan beberapa prasasti yang memberikan informasi penting tentang sejarah dan budaya pada masa itu, seperti Prasasti Pura Luhur dan Prasasti Singasari.
Sastra: Karya sastra dari masa Singasari menunjukkan pengaruh kuat dari budaya Hindu dan berisi nilai-nilai moral serta filosofi kehidupan. Karya-karya ini menjadi bagian dari warisan sastra Jawa.
Kehancuran Kerajaan Singasari dimulai pada akhir masa pemerintahan Kertanegara. Ia mengalami konflik dengan Kerajaan Majapahit yang sedang berkembang. Pada tahun 1292, Kertanegara diserang oleh Jayakatwang, raja dari Kediri, yang berujung pada jatuhnya Singasari. Setelah peristiwa ini, Majapahit di bawah kepemimpinan Raden Wijaya muncul sebagai kekuatan baru dan menguasai wilayah yang sebelumnya menjadi bagian dari Singasari.
Meskipun Kerajaan Singasari telah runtuh, warisannya tetap hidup dalam sejarah dan budaya Jawa. Pengaruh Singasari dalam bidang politik dan budaya sangat signifikan, dan banyak aspek dari kerajaan ini terus memengaruhi perkembangan kerajaan-kerajaan selanjutnya, termasuk Majapahit.
Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan terpenting dalam sejarah Jawa Timur yang mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Kertanegara. Dengan prestasi dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya, Singasari meninggalkan warisan yang berharga bagi generasi mendatang. Walaupun tidak bertahan lama, pengaruh dan kontribusi Singasari dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia masih terasa hingga hari ini.